Aku ingin mati Sebaris kalimat itu terukir disalah satu pagar jembatan. Mampu membuatku berdesir sesaat setelah membacanya. Tak ada yang berubah, semuanya masih sama. Sepintas pemikiran gila muncul, apa aku melompat saja dari jembatan ini? Lalu jasadku akan hilang entah kemana, oke semua itu tidak akan mungkin kulakukan. Karena aku, hanya mampu menyusun skenario-skenario picik dalam pikiran. Lagipula tidak ada gunanya lagi aku di sini. Aku tidak dibutuhkan lagi. Everything will be fine , kata orang-orang. Semuanya akan baik-baik saja. Nyatanya hingga detik ini aku tidak menemukan arti dari kalimat yang sering diucapkan oleh orang-orang, yang katanya jadi salah satu obat penenang kala diri sedang tidak baik-baik saja. "Tuhan tahu kamu itu kuat Lin!" kata Kalil sore itu saat ia entah dengan sengaja atau tidak mengetahui bekas sayatan di tanganku. Sepupuku itu jarang menggunakan kata ganti aku-kamu saat berbicara denganku. Itu sedikit membuatku terkejut. Gurat khawatir te...